Selanjutnya, kita akan melihat beberapa kedudukan pada bangun ruang, menggunakan kubus sebagai contoh.
Kedudukan titik dan contohnya.[br][br]a) Titik [b][i]pada[/i][/b] garis.[br][i]Contoh: Titik P pada garis AE.[/i][br][br]b) Titik [b][i]di luar[/i][/b] garis.[br][i]Contoh: Titik A di luar garis EF[/i][br][br]c) Titik yang [b][i]tegak lurus[/i][/b] garis. [br][i]Titik X akan tegak lurus garis g bila terdapat titik Y pada g sehingga garis XY tegak lurus g.[br]Contoh: Titik A tegak lurus garis BC, karena ada garis AB yang tegak lurus BC.[/i][br][br]d) Titik[i] [b]pada[/b] [/i]bidang[br][i]Contoh: Titik A pada bidang ABCD[/i][br][br]e) Titik[i] [b]di luar[/b] [/i]bidang[br][i]Contoh: Titik A di luar bidang EFGH[br][/i][br]f) Titik yang [b]tegak [/b]lurus bidang[br][i]Contoh: Titik A tegak lurus bidang BCGF karena ada garis BC pada bidang yang tegak lurus [/i]AB.[br][br]
Kedudukan garis terhadap garis dan contohnya[br][br]a) Garis yang saling [b][i]Berimpit[br][/i][/b][i]Berimpit artinya terletak pada satu garis yang sama.[br]Contoh:[/i] AP dan AE[br][br]b) Garis yang saling [b][i]Berpotongan[/i][/b][i] [br]Dua garis berpotongan bila terdapat tepat satu titik persekutuan dari dua garis (bisa berupa perpanjangan) tersebut.[br]Contoh: AB dan AD, AC dan BD.[br][br]c) Garis yang saling [b][i]Tegak lurus[/i][/b][i] [br]Dua garis tegak lurus bila dua garis saling berpotongan dan terbentuk sudut siku-siku di titik potongnya.[br]Contoh: AB dan BC, AC dan BD.[/i][/i][br][br]d) Garis yang saling [b][i]Sejajar[br][/i][/b][i]Dua garis dikatakan sejajar bila perpanjangannya tidak pernah ada satu pun titik persekutuan.[br]Contoh: AB dan DC, BG dan AH[/i][br][br]e) Garis yang saling [b][i]Bersilangan[/i][/b][i] [br]Dua garis dikatakan bersilangan jika tidak terdapat satupun bidang yang memuat kedua garis tersebut sekaligus.[br]Contoh: AB dan FG, BC dan FH[br][/i][br]Kedudukan garis terhadap bidang[br]f) Garis[i] [b]terletak pada[/b] [/i]bidang[br][i]Contoh: AB terletak pada ABCD[/i][br][br]g) Garis[i] [b]menembus[/b] [/i]bidang[br][i]Contoh: AB menembus BCGF, AG menembus BDHF[/i][br][br]h) Garis[i] [b]sejajar[/b] [/i]bidang[br][i]Contoh: AB sejajar CDHG, karena ada garis CD yang sejajar AB.[/i][br][br]i) Garis[i] [b]tegak lurus [/b][/i]bidang[br]Bila semua garis pada bidang yang berpotongan dengan garis tersebut tegak lurus terhadap garis.[br][i]Contoh: AB tegak lurus BCGF.[/i]
a) Bidang yang saling [b][i]berimpit[/i][/b][br]Contoh: ABD dengan ABCD[br][br]b) Bidang yang saling [b][i]berpotongan[/i][/b][br]Contoh: ABCD berpotongan dengan BCGF di garis BC. [br][br]c) Bidang yang saling [b][i]tegak lurus[br][/i][/b]Bila dapat ditemukan sudut siku-siku pada setiap titik di garis perpotongan kedua bidang.[br]Contoh: ABCD tegak lurus dengan BCGF di garis BC. [br][br]d) Bidang yang saling [b][i]sejajar[/i][/b][br]Contoh: ABCD sejajar dengan EFGH[br]
Demikianlah macam-macam kedudukan pada bangun ruang. Untuk menguji pemahamanmu mengenai hal ini, silakan lanjut mengerjakan latihan. Jangan lupa [i]turn in[/i] terlebih dahulu.