Pythagoras

[justify][b]Sejarah Teorema Pythagoras[/b][br]Teorema Pythagoras pertama kali ditemukan oleh seorang filsuf dan matematikawan asal Yunani bernama Pythagoras. Namun, rumus teorema pythagoras pertama kali digunakan sudah sejak 1900-1600 SM oleh masyarakat Cina dan Babylonia. Selain itu, pada tahun 800 dan 400 di kitab Baudhayana Sulba Sutra di India.[br]Alasan mengapa akhirnya nama pythagoras yang diabadikan sebagai nama teori tersebut karena Pythagoras lah yang berhasil membuktikan rumus ini secara matematis.[br][br][b][/b][/justify][justify][b]Materi Teorema Pythagoras[/b][br]rumus teorema pythagoras ini merupakan cara untuk menghitung sisi-sisi dari segitiga siku-siku, di mana segitiga siku-siku memiliki tiga sisi, yaitu sisi alas, sisi tinggi, dan sisi miring atau hipotenusa.[br]Sebelum masuk ke pembahasan lebih lanjut, bagi kalian yang belum mengetahui seperti apa bentuk segitiga siku-siku, berikut adalah gambarnya:[br][img]https://pulpent.com/wp-content/uploads/2021/11/Rumus-Segitiga-Siku-Siku.png[/img][br][br]Teorema pythagoras berbunyi:[br][i]“Di dalam sebuah segitiga siku-siku diberlakukan kuadrat dari sisi miring sama dengan jumlah kuadrat dari sisi-sisi lainnya”.[/i][br]Dengan demikian ketiga sisi segitiga siku-siku memiliki hubungan yang saling terikat.[br]Teorema ini memiliki dua sifat wajib yang dimiliki, yaitu hanya berlaku pada segitiga siku-siku serta harus diketahui minimal dua sisi lebih dulu untuk bisa menentukan sisi lainnya.[br]Sedangkan tujuan dari teori ini pada dasarnya untuk menentukan panjang dari salah satu sisi suatu segitiga siku-siku. Adapun untuk sebuah segitiga siku-siku sebenarnya sangat mudah karena salah satu karakteristik dari segitiga siku-siku adalah memiliki salah satu sudut 90o.[br]Namun, teori ini juga bisa digunakan untuk menghitung panjang diagonal dari sebuah persegi atau balok dan kubus yang bentuknya juga seperti segitiga siku-siku.[br]Untuk pengembangannya teori ini juga bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti misalnya untuk membuat wahana flying fox, perosotan, dan bahkan jalan tanjakan.[br][br][b]Rumus Teorema Pythagoras[br][/b]Seperti yang telah dipaparkan di atas, bunyi dari teorema pythagoras menyebutkan bahwa sebuah segitiga siku-siku dengan penanda a,b,c, maka sisi kemiringannya (hipotenusa) sama dengan jumlah kuadrat dari sisi lainnya. Misalnya, sebuah segitiga memiliki alas a dan tinggi b, maka sisi kemiringannya adalah c. Artinya, jumlah kuadrat dari sisi c sama dengan jumlah kuadrat dari sisi a dan b.[br]Berdasarkan bunyi dari teorinya, berikut ini adalah cara untuk menghitung segitiga siku-siku dengan rumus teorema pythagoras:[br][img]https://belajarkalkulus.com/wp-content/uploads/2017/11/kalkulus-121.jpg[/img][br][br]Sesuai dengan gambar segitiga di atas maka rumusnya adalah:[br]Mencari sisi kemiringan:[br]c[sup]2[/sup] = a[sup]2[/sup] + b[sup]2[/sup][br]Mencari sisi alas:[br]b[sup]2[/sup] = c[sup]2[/sup] - a[sup]2[/sup][br]Mencari sisi tinggi atau samping:[br]a[sup]2[/sup]= c[sup]2[/sup] - b[sup]2[/sup][br]atau dapat diartikan bahwa a sisi tinggi, b sisi alas, dan c sisi miring.[/justify]

Information: Pythagoras